HPK
SURYAMALANG.COM - Pesta menjadi sarana untuk meniduri atau melakukan kekerasan seksual lainnya terhadap para mahasiswi di sebuah kampus. Kasus ini terbongkar setelah banyak perempuan yang curhat serta menceritakan pengalaman pahitnya di sebuah
akun Instagram.
Peristiwa ini terjadi di Universitas St Andrews, Skotlandia.
Para pelaku kekerasan seksual ini diduga berasal dari 2 anggota persaudaraan 50-Strong Alpha Epsilon Pi (AEPi) dari universitas tersebut.
Sejumlah perempuan melapor melalui media sosial Instagram St Andrews Survivors bahwa mereka pernah menjadi korban kekerasan seksual yang dilakukan 2 anggota tertuduh dari AEPi.
Mereka telah memublikasikan secara anonim terkait laporan kekerasan seksual yang mereka alami kepada Instagram St Andrews Survivors.
Instagram St Andrews Survivors sendiri dibuat oleh salah satu mahasiswa dari universitas tersebut.
Sementara itu, Juru bicara wanita dari Universitas
St Andrews mengatakan bahwa AEPi bukanlah kelompok persaudaraan resmi Universitas St Andrews namun pihaknya tetap berjanji akan bertindak dan memfasilitasi laporan-laporan yang masuk kepada polisi.
Universitas dengan kata lain akan mendorong para penyintas untuk maju dan mencari dukungan.
Seorang juru bicara universitas mengatakan, "Kami menyambut upaya akun St Andrews Survivors untuk memberikan peluang kepada semua orang untuk menyuarakan pengalaman mereka tentang pelanggaran seksual."
Yvonne Stenhouse, inspektur komunitas untuk North East Fife, mengatakan, "Kami mengetahui laporan online ini dan bekerja sama dengan universitas untuk memastikan bahwa mahasiswa di St. Andrews akan merasa aman saat mereka tinggal dan belajar di sana."
Sebelumnya dikabarkan bahwa Universitas St Andrews di Skotlandia telah menahan 2 mahasiswanya setelah menerima beberapa laporan tuduhan kekerasan seksual.
Beberapa klaim tuduhan kekerasan seksual diajukan terhadap anggota persaudaraan 50-Strong Alpha Epsilon Pi (AEPi).
Pihak AEPi juga segera memberhentikan keanggotaan 2 orang yang terlibat dalam tuduhan kekerasan seksual tersebut.
Mereka juga berjanji akan memasukkan pendidikan budaya anti- pemerkosaan setiap merekrut anggota baru.
Salah satu korban bercerita melalui media sosial Instagram St Andrews Survivors, "Aku pernah berada di sebuah pesta yang diselenggarakan AEPi, aku sangat mabuk saat itu. Salah satu teman laki-laki yang kukenal mengatakan akan mengantarku pulang. Kupikir dia seorang yang bisa dipercaya."
Dia melanjutkan, "(Tetapi) Dia meletakkanku di kasur dan sesudah itu yang bisa kuingat hanyalah dia memperkosaku. Aku berlari keluar dengan kondisi yang tidak cukup baik. Aku mengunci diri di belakang pintu kamar mandi dan tidak ingin keluar." (Kompas.com)
Klik Next Untuk Membaca..
Komentar
Posting Komentar